SEJARAH SINGKAT DESA NGUNTORONADI
Desa Nguntoronadi terdiri dari atas 4 Dukuhan :
Dukuh Toro
Dukuh Kajon
Dukuh Gilis
Dukuh Pagaran
Adapun Riwayat Dukuh-dukuh tersebut adalah sebagai berikut :
I.DUKUH TORO
Asal mula yang babat Dukuh Toro adalah seorang Penggedhe bernama : GLUDHUG. Kesenangannya mbandol dan main Perempuan.GLUDHUGmempunyai kesenangan pada seorang wanita di suatu tempat ( Dukuh Gilis ). Sehingga membuat suatu Belik( mata air ) untuk tempat pemandian agar seorang Putri yang bernama ABRUG dapat keluar pergi mandi ke tempat pemandian tersebut. Lama kelamaan hal tersebut diketahui oleh Penggedhe Gilis, sengga akhirnya terjadi pertengkaran ( Perselisihan ).
Pada suatu ketika Putri ABRUG, di curi dan dibawa pulang oleh GLUDHUG .Penggedhe Gilis mengetahui hal tersebut sehingga marah-marah, dan mengancam serta bersabda kepada Penggedhe Toro .Sabdanya ,” Pancen GLUDHUG sipat e dudu sipat e menungso, hananging sipate koyo Watu.” ( Memang GLUDHUG bukan bersifat manusia, tetapi bersifat seperti Batu ). Gludhug tau dan mendengar bahwa Dia diancam dan di sabdakan, maka Dia juga marah dan lalau dia pergi bertapa Ngluweng selama 40 hari 40 malam.Sebelum bertapa Dia berpesan kerpad Istrinya, bahwa sebelum 40 hari 40 Malam tidak boleh dibuka.Tetapi sebelum sampai waktunya sudah di buka oleh Istrinya, akibatnya kedua-duanya hilang tak karuan kemana perginya. Pada bersamaan waktu itu juga di tempat itu terdapat suatu benda berwujud Batu ( ARCA BATU ) dan berpesan kepada anak turunnya yang berupa pesan suara tidak ada orangnya.
Beliau berpesan ,“HE ANAK TURUNKU, KABEH LAMUN KOWE NDUGAL YEN KEPINGIN WIYONO PODO KUTUG O MARANG AKU .“
Arca batu tadi sampai sekarang untuk tempat penyadranan Umum setiap hari jum’at Paing .
GLUDHUG dan ABRUG mempunyai dua keturunan ( anak Laki-laki ) :
Bernama : S O M A
Bernama : M I D J O.
Somo dan Midjo sangat Ndugal.Kesenanganya mencuri dimana-mana, Kedua orang tersebut selalu menonjol karena sifatnya. Oleh karena itu istilah perkataasn “Ketoro” tadi desa yang di tempati dinamakan “ Desa TORO “ ( Sekarang Dukuh Toro)
Somo meninggal dimakamkan di sebelah Barat Daya tanah Kubur Toro Tengah, sedangkan Midjo meninggal di makamkan dibawah Pohon Beringin Pasar Toro ( sekarang per empatan jalan dekat Lapangan. )
Setelah penggedhe tadi meninggal, Desa Toro dipimpin oleh suatu Lurah, namanya : Lurah Dongkol. Lurah Dongkol meninggal diganti oleh Lurah namanya ”MANGUN REDJO“
Dan mempunyai Pamong Desa :
Jamituwo
Jogoboyo
Kebayan
Modin
Sambong.
Selama Desa Toro dipegang oleh Mangun Redjo rakyatnya banyak yang nakal, dan menjadi Pencuri. Lurah Mangun Redjo Bila mana Perepotan ( Konfrensi Dinas ), jarang datang dan tidak pamit ( Absen ). Oleh Gusti Lider ditanyakan kepada teman-temanya Pimpinan, Mangun Redjo di rumah membuat rangka Keris. Pada suatu ketika Beliau ( Lurah Mangun Redjo ) di datangi oleh Gusti Lider, dan ditanya apa sebab di rumah saja, Prepotan jarang dateng. Dijawab oleh Lurah Mangun Redjo Bahwa menjadi Lurah tidak mencukupi untuk kehidupan.Gusti Lider marah-marah, bersabda dan seketika itu juga menjatuhkan perintah kepada Lurah Mangun Redjo, sabdanya,” PANCEN KOE ORA SENENG PANGKAT, MULO SANAK TURUNMU BESUK ORA KUAT KANGGONAN PANGKAT.”( Memang Kamu tidak senang dengan Pangkat, maka dari itu Anak Keturunan mu besuk tidak kuat menyandang Pangkat ). WIS TERUSNO ANGGONMU NYAMBUT GAWE MARANGGI GAWE RANGKA, LAN WIWIT DINO IKI LURAHMU TAK COPOT, DAK LERENI , DENE DESOMU TAK GAMBLOKNE DADI SIJI KARO DESA KAJON. Mulai saat itu Desa Toro tidak ada Lurahnya dan Desa Toro merupakan Dukuhgan biasa serta dipimpin oleh Pamong Desa : 1 ( satu ) Kamituwo Kuwoso, 1 ( satu ) Kamituwo Jajar, 1 ( satu ) Jogoboyo, 1 ( satu ) Kebayan, 1 ( Satu ) Modin, dan 1 ( satu ) Sambong.
II.DUKUH KAJON
Asal mula yang babat seseorang dari Jawa Tengah, yang bernama : MANGKURAT III , dengan membawa seorang anak laki-laki bernama : JIWO KETI. Sambil meneruskan babat anaknya di kawinkan dan mempunyai keturunan 6 ( enam ) orang anak , 2 ( dua ) laki-laki dan 4 ( empat ) perempuan.
Anak laki-laki :
1. JIWO KETI,
2. ONGGO JIWO
Mangkurat surut dimakamkan ditempat makam dibelakang rumah Kerto Kempo ( Kajon Tengah ), waktu itu tanah masih merupakan Hutan.
Babat diteruskan oleh Jiwo Keti dan Onggo Jiwo, Karena kemajuan babat maju sangat pesatnya daerah hasil babatanya tadi di namakan “Desa KAJON” Berasal dari perkataan maju atau Kemajon.
Jiwo Keti surut dimakamkan di makam ‘Pule’
Jiwo Keti mempunyai Keturunan seorang anak laki-laki bernama : KETI JIWO. Sedangkan Onggo Jiwo tidak mempunyai Keturunan.
Setelah itu pimpinan Desa dipegang oleh anak keponakanya laki-laki bernama KROMO DRONO, dan dinamakan ‘Lurah’. Lurah Kromo Drono meninggal diganti oleh Saudaranya bernama NOYO DRONO. Desa Kajon waktu dipimpin Lurah Noyo Drono oleh Gusti Lider di tambahi kekuasaan Desa Toro .Jadi Desa Kajon mempunyai 2 ( dua ) Dukuh : Dukuh Kajon dan Dukuh Toro. Lurah Noyo Drono meninggal lalu diadakan pilihan Lurah dan yang terpilih adalah WONGSO WIJOYO ( anak Noyo Drono )
Mempunyai Pamong Desa :
Kamituwo
Jogoboyo
Kebayan
Modin, dan
Sambong
Pada tahun 1922 Pemerintah mengadakan Pertemuan Desa , bagi Desa yang penduduknya kuran atau tidak memenuhi syarat supaya dijadikan satu dengan Desa yang lainya. Berhubung Desa Kajon penduduknya tidak memenuhi syarat terpaksa dijadikan satu , dikasut dengan Desa Gilis. Dalam pemilihan Lurah yang terpilih ialah orang dari Desa Gilis bernama “ KROMO DIMEDJO”. Setelah itu Desa Kajon harus menjadi Dukuhan sampai sekarang.
III. DUKUH GILIS.
Asal mula yang babat Dukuh Gilis adalah : “ EYANG BAUDO ”.
Tempat tersebut bila mana ada sesuatu mala petaka / penyakit, tidak akan kena ( Kalis ).sehingga tempat tersebut diberi nama “GILIS”.
Eyang Baudo meninggal di ganti olehDJOKROMO, Djokromo meninggal di ganti oleh SINGO DIMEJO, Singo Dimejo meninggal di ganti oleh KROMO DIMEDJO.
Pada tahun 1922 Pemerintah mengadakan Pertemuan Desa , bagi Desa yang penduduknya kuran atau tidak memenuhi syarat supaya dijadikan satu dengan Desa yang lainya. Berhubung Desa Gilis penduduknya tidak memenuhi syarat terpaksa dijadikan satu , dikasut dengan Desa Kajon. Dalam pemilihan Lurah yang terpilih ialah bernama “ KROMO DIMEDJO” ( Lurah Gilis yang lama )
Desa Gilis sekarang menjadi Dukuhan dan mempunyai Pamong Desa :
Kamituwo
Jogoboyo
Kebayan
Modin
Sambong.
III DUKUH PAGARAN
Asal mula yang babat Dukuh Pagaran adalah KYAI AGENG, Kyai Ageng mula-mula babat di dukuh Slumpang ( Sekarang termasuk Desa Sukowidi ).dan tanah bekas Gogolan Dukuh Pagaran seluas 32 Hektare.
Kyai Ageng merasa tidak senang bertempat tinggal di Desa Slumpang, akhirnya Beliau membuat api Agaran untuk berdiang, akan tetapi Api tersebut dipuja dan melayang akhirnya jatuh , dan disitulah beliau meneruskan babat dan tempat itu di namakan PAGARAN, adapun tempat tinggalnya di dekat Kedung Kopyah
Desa Gilis dan Desa Pagaran mempunyai sawah yang mendapat pengairan dari Saluran Kring Cakut satu . Saluran Itu lewat di atas saluran Kring Dokare , maka saluran itu perlu dibuatkan Talang. Antara penggedhe Gilis dan Pagaran musyawarah membuat Talang, sehingga terjadi perdebatab ( bantah-bantahan ). Penggedhe Pagaran membuat talang dari kayu bentuk Lesung, tetapi di bantah oleh Penggedhe Gilis, dengan alas an membuat dengan cara itu memakan waktu yang lama. Akhirnya Penggedhe Gilis membuat Talang dari kayu Tatal , berasal dari tatal Lesung tadi. Sekaligus jadi talang. Tetapi masih juga di bantah oleh Penggede Pagaran, “ membuat talang dari kayu tatal tadi pasti ada yang bocor / tidak bias rapat. Sungguh besar talang tersebut sampai tidak bisa rapat dan masih bocor , Penggedhe Gilis marah-marah lalu nyuthik Kopyahnya Penggedhe Pagaran, dan Jatuh di sungai menjadi Keduing yang sampai sekarang dinamakan “ KEDUNG KOPYAH “. Kyai Ageng malu dan pergi bertapa dan tanah babatanya tadi diserahkan kepada Kyai JOYO MENGGOLO ( Lurah pertama Desa Pagaran ).Kyai Joyo Menggolo meninggal dan diganti anaknya bernama : MANGUN DIKROMO ( Lurah Pagaran ke dua ). Mangun Dikromo meninggal di ganti anaknya bernama MANGUN WIJOYO ( Lurah ke tiga ). Lurah Mangun Wijoyo pernah memperbaiki saluran tersebut.
Setelah pension terjadi Pilihan Lurah. Pada waktu itu Desa Slumpang mempunyai dua ( 2 ) Dukuhan ( Slumpang dan Pagaran, sedangkan Desa Gilis mempunyai 2 ( dua ) Dukuhan, Dukuh Gilis dan Dukuh Jethak., berhubung mengenai perhubungan antara dukluh satu dank e dukuh klain sangat sukar dan jauh karena terhalang sungai Beringin, maka terjadi tukar menukar Dukuhan.
Dukuh Djethak ikut Desa Slumpang ( sekarang Sukowidi ), dengan membawa Bengkok Pamong Desa seluas 4.500 Hektare dan Dukuh Pagaran masuk ke Desa Gilis sebagai gantinya tanah Bengkok Dukuh Pagaran yang di bawakan Pamong Djethak tadi seluas 1.100 Hektare dari Desa Gilis dan bertempat di sebelah Utara Dukuh Gilis. Tanah sawah tersebut sekarang untuk Bengkok Kebayan Dukuh Pagaran, Jadi Pagaran adal;ah merupakan Dukuhan di dalam Desa Gilis. Lurahnya jadi satu bertempat di Dukuh Gilis.
Desa Pagaran sekarang menjadi Dukuhan dan mempunyai Pamong Desa :
Kamituwo
Jogoboyo
Kebayan
Modin
Sambong.
Bagi Kebayan bengkok di Dukuh Gilis, sedangkan yang lainya bertempat di Gilis Kidul ( Kidul Kali ).
Demikian sejarah singkat Dukuh Pagaran.
KETERANGAN :
Gabungan ke dua Desa tersebut ( Gilis dan Kajon ) dipuimpin oleh Lurah KROMODIMEDJOdi namakan “ NGUNTORONADI ” berasal dari istilah Jawa : Gento Toro supaya jadi Edi/ apik diluwerskan jadi Nguntoronadi.
Lurah Kromodimedjo meninggal tahun 1936.
Desa mengadakan Pilihan Lurah yang terpilih MARTO SENTONO, Carik Desa yang dulu.
Lurah Marto Sentono meninggal tahun 1967
Desa mengadakan Pilihan Lurah yang terpilih SIROEN ( dari Dukuh Kajon )
Lurah Siroen meninggal tanggal 5 April tahun 1984, Pejabat Sementara Lurah di pegang oleh Sekretaris Desa Hadi Nurani.
Hadi Nurani menjabat Carik sejak tanggal 19 April 1960
Desa mengadakan Pilihan Lurah pada tanggal 31 Oktober 1984 yang terpiligh HADI NOERANI, DAN DILANTIK PADA TANGGAL 30 Nopember 1984 , dan sesuai Peratyuran Pemerintah Hadi Nurani menjabat selama 8 Tahun
Desa mengadakan Pilihan Lurah, yang terpilih DJUMIRAN, DILANTIK September 1993, DST.