ID Desa
173
Kode Desa
35.20.11.2008
Kecamatan
Maospati
Nama Desa
Suratmajan
Nama Kepala Desa
Wahyu Budi Wardoyo
Kode Pos
Telepon
Email
Alamat Kantor

VISI MISI DESA SURATMAJAN KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN

 

VISI :

"Menjadikan Desa Suratmajan Sejahtera, Sehat, Maju, Produktif, dan Inovatif (SEHATI)".

MISI :

1. Memaksimalkan BUMDes.

2. Meningkatkan permodalan.

3. Peningkatan Seni Budaya, Pemuda dan Agama.

4. Mewujudkan Pemerintah Desa yang jujur, mengedepankan kepentingan masyarakat dan akuntabel.


TERJADINYA DESA SURATMAJAN KECAMATAN MAOSPATI KABUPATEN MAGETAN

     Terjadinya desa Suratmajan berawal dari kerja keras para pendatang ke daerah itu, yang semula masih berupa lahan rerumputan, tanah kosong gegundakan, serta ditumbuhi pepohonan besar dan rumpun-rumpun bambu disana sini. Dalam keadaan seperti ini, disini ada seorang penghuni, bekerja sebagai pegawai keraton Mataram yang bernama SUROATMOJO. Saat itu daerah Kabupaten Magetan umumnya dan Maospati khususnya masih dibabawah kekuasaan Mataram. Adapun yang ditugasi untuk mengatur daerah Maospati itu sendiri adalah abdi dalem keraton Mataram bernama Raden RONGGO. Sebagai abdi dalem yang diserahi dan dipercaya mengatur daerah. Raden Ronggo bertindak bijaksana. Beliau sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan selalu berupaya agar kawula di Maospati terhindar dari bahaya kekurangan makan. Adapun Suroatmojo sendiri disamping ditugasi untuk mengatur dan mengamankan wilayahnya, juga menjabat sebagai mantri yang disebut Mantri Tom. Tom adalah jenis tanaman sebagai bahan baku utuk membuat nila, yaitu bahan pewarna kain atau pakaian. Sebagai abdi dalem yang ditugasi untuk mengamankan daerah. Suroatmojo membentuk satuan tugas “Ronda malam secara tertib”. Satuan ini oleh masyarakat dianggap sebagai suatu kebutuhan yang mutlak diperlukan. Karenanya masyarakat menerima tugas ini dengan senang hati. Sebagai mantri Tom, pekerjaan mereka memberi bimbingan petani Tom agar hasil yang diperoleh meningkat. Kedua tugas yang dibebankan kepadanya ini ternyata dapat dilaksanakan dengan baik. Daerah tersebut yang semula selalu kacau dan rusuh akhirnya dapat aman. Sedangkan hasil Tom para petani ternyata semakin meningkat dan memuaskan. Pada jaman dahulu daerah ini memang merupakan satu-satunya daerah yang menghasilkan Tom terbanyak. Hasil pertanian Tom itu sebagian dikirim ke Keraton Mataram sebagai “Bulu Bekti Glondhong Pengareng Areng” dari abdi dalem kepada rajanya.

     Raden Ronggo sendiri sebagai penguasa daerah Maospati merasa sangat gembira atas keberhasilan usaha Suroatmojo. Setelah Suroatmojo meninggal dunia masyarakat setempat sepakat daerah itu dinamakan SURATMAJAN artinya tempat tinggal Suroatmojo yang akhirnya menjadi nama desa yaitu Desa Suratmajan sekarang ini.

     Pada jaman penjajahan Belanda dan Maospati bukan lagi menjadi wilayah Mataram. Desa Suratmajan ini batasnya sampai disbelah selatan jalan raya jurusan  Maospati Madiun. Pada waktu itu Desa Suratmajan masih dipimpin oleh dua pejabat Kepala Desa. Desa Suratmajan dijabat oleh Partorejo dengan cariknya (Sekretaris Desa) Partodimejo. Dan desa Dukuh dijabat oleh Kromorejo dengan cariknya Sastromiharjo.

     Pada bulan Desember 1922 oleh pemerintah Belanda, dua desa itu dijadikan satu desa saja yakni Desa Suratmajan. Oleh sebab itu lalu diadakan pilihan Kepala Desa untuk menentukan siapa yang dipilih oleh masyarakat memimpin Desa Suratmajan. Akhirnya hasil pilihan Kepala Desa tersebut terpilih sebagai Kepala Desa adalah Somodimejo dan cariknya Somodiwiryo.

    Pada tahun 1939 karena disebelah selatan Jalan Raya akan dipergunakan untuk lapangan pesawat terbang, maka penduduk yang berada disebelah selatan Jalan Raya diperintahkan untuk pindah kesebelah utara Jalan Raya, dengan diberi ganti rugi setiap Rp. Satu rupiah (Rp. 1.-).