ID Desa
170
Kode Desa
35.20.11.1005
Kecamatan
Maospati
Nama Desa
Maospati
Nama Kepala Desa
SARBINI, ST
Kode Pos
63392
Telepon
351868420
Email
kelurahan.maospati@gmail.com
Alamat Kantor
Jl. Barat No. 286 Maospati, Kec. Maospati - Kab. Magetan Telp. (0351) 868420


SEJARAH KELURAHAN MAOSPATI

Konon pada waktu kekuasan di Kadipaten Maospati dipimpin oleh Pangeran Rangga Dirja ketiga sangat luas kekuasaannya. Sebelum terbentuk wilayah kerajan / Kadipaten Maospati. Pangeran Ronggo adalah menantu dari Kesultanan Yogyakarta ( Hamengkubuwono II).

Pangeran Ronggo dikenal sangat pintar baik ilmu pemerintahan ilmu strategi peperangan maupun telik sandi . Sehingga Pangeran Ronggo dipercaya menjabat sebagai penasehat Raja Hamengkubuwono II. Dikarenakan ada kemelut kerajaan dan tidak kecocokan dengan penjajahan Belanda, akhirnya Pangeran Ronggo keluar dari kerajaan dan memerangi Belanda. Karena kegigihan perjuangan Pangeran Ronggo memerangi Belanda akhirnya Pangeran Ronggo diserang oleh Belanda dan pihak keraton Yogyakarta dan Pangeran Ronggo Lari Ke timur hingga sebelah timur Gunung Lawu, dan sembunyi tinggal di situ. Karena Kesaktian Pangeran Ronggo dan keangkeran wilayah itu akhirnya Pangeran Ronggo berkata barang siapa saja yang dengan sengaja Moco/ membaca ( mengamat ngamati ) wilayah persembunyiannya untuk menyusun kekuatan tersebut dan membocorkannya kepada pihak luar maka orang itu akan mati. Dari kata kata Pangeran Ronggo tersebut akhirnya orang orang menyebunya daerah itu Maospati dan sampai sekarang wilayah tersebut terkenal dengan sebutan Maospati.

Suatu saat pangeran Rangga Dirja ketiga mempunyai seorang guru yang sangat tinggi ilmu kebatinan serta keagamaannya yakni Kyai Mokhamad Basori. Pangeran Rangga Dirja ketiga mempunyai keinginan akan menaklukan kabupaten Magetan, namun Kyai Mokhamad Basori sama sekali tidak menyetujuinya bahkan gagasan itu untuk dihilangkan dari pikirannya.

Pangeran Rangga Dirja ketiga tetap pada pendiriannya yaitu akan menaklukan Magetan dan Kyai Mokhamad Basori kecewa akan sikap muridnya lalu pergi dan lenyap tanpa bekas sama sekali. Pangeran Rangga Dirja tetap memerangi magetan dan akhirnya kalah karena tidak mendapat restu dari sang guru yaitu Mokhamad Basori.

Dengan kegagalan itu pangeran Rangga Dirja pergi menghadap ayahnya di Yogyakarta bersama istrinya, dalam perjalannya istrinya melihat seorang pengembala kambing dan tertarik kesalah satu kambing dan menyampaikan keinginannya itu pada sang pangeran. Karena kambing itu tidak dijual oleh pengembalanya akhirnya Gusti Putri Maduretna menangis. Rasa cinta pangeran terhadap istrinya yang sangat tinggi akhirnya pengembala itu dipanggil untuk diminta atau dibeli kambingnya, namun sang pengembala tidak memberi dan tidak menjualnya. Perasaan cinta mengalahkan segalanya dan dari pembicaraan antara pengembala dan pangeran tidak menemukan titik temu akhirnya pengembala dibunuhnya. Lalu pangeran Ranga Dirja dan istri melanjutkan perjalanannya ke Yogyakarta untuk menghadap ayahandanya.

Namun tidak disangka bahwa pengembala kambing itu adalah utusan keraton solo dan akhirnya pihak keraton solo mengirim surat ke keraton Yogyakarta, dengan maksud menanyakan perihal pembunuhan. Sultan menjawab dengan tegas bahwa membunuh hukumannya ya dibunuh. Berkaitan dengan itu lalu pihak keraton solo menyampaikan bahwa pangeran Rangga Dirja telah membunuh pengembala kambing keraton Solo. Sultan Yogyakarta tidak tega untuk membunuh anaknya sendiri, maka putranya disuruh mengembara dengan disertai oleh patih Danurejo, dan sultan berpesan “ Jika Jauh didekati dan jika dekat supaya dijauhi “ Dalam perjalanan pengembaraannya pangeran Rangga Dirja diserang oleh Belanda dan dihadapkan oleh pasukan Keraton Yogyakarta.

Daripada berhadapan dengan saudara sendiri akhirnya Pangeran Ronggo mengalah dan akhirnya gugur dalam peperangan itu, setelah itu mayatnya dimakamkan di Banyu Sumurup Yogyakarta. Sedangan istrinya yang sedang sakit sakitan oleh gurunya yang bernama Kyai Mochamad Kayah yang seorang alim ulama menanyakan “ jika sudah waktunya ingin dimakamkan dimana “? Yang baik dimakamkan digunung Ngrancang Kencana ( Gunung Bancak ), jawab sang putri Maduretna. Akhirnya Gusti Maduretna meninggal dunia dan dimakamkan digunung Bancak sesuai permintaannya.

Makamnya dibuat cungkup dan tiangnya pohon sana yang besar besar, bahkan batu batanya berasal dari Maospati dengan cara diberikan orang disebelahnya ( Lung lungan ) berjejer sampai gunung Bancak.

Pada masa tahun 30 an kelurahan Maospati adalah setatusnya pemerintahan desa, yang dipimpin oleh seorang kepada desa. Kepala desa masa itu bernama HARDJO KLETONG. Dengan berjalanannya waktu pada tahun 1981 berubah setatus menjadi Kelurahan. Adapun Lurah pertama yang menjabat yaitu :

  1. .......................   
  2. HARDJO KLETONG TAHUN SEBELUM KEMERDEKAAN - 1964
  3. HARDJO SIDIN TAHUN 1964 - 1967
  4. TOEKIMIN TAHUN 1967- 1982
  5. KEMAD TAHUN 1982 - 1987
  6. SARWOKO TAHUN 1987 - 1994
  7. SUPRAPTO TAHUN 1994 - 2001
  8. BAMBANG SUKARTONO TAHUN 2001 - 2006
  9. SRI HANDARIJATINI TAHUN 2007 - 2009
  10. KATINO TAHUN 2009 - 2016
  11. SUWITA HADI TAHUN 2016 - 2020
  12. SARBINI, ST - sampai sekarang

Pada saat memimpin Desa/Kelurahan Maospati masa itu pimpinan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing - masing.
Sementara itu dimasa kepemimpinan bapak Sarbini yang baru diemban pada awal bulan Juli 2020 beliau mempunyai motto “ GEMA OMAMA”. Adapun motto tersebut mengandung arti dan tujuan sebagai berikut:
GEMA mengandung maksud dan tujuan “ Gerakan Bersama “ OMAMA maksudnya “ Orang Maospati Maju “ Jadi Gema Obama adalah Motto Kelurahan Maospati yang bertujuan untuk menggerakan masyarakat Maospati bergerak maju yang disingkat “ GEMA OMAMA “


Untuk mencapai itu semua mustahil seorang kepala kelurahan dapat mewujudkan sendiri tanpa peran serta seluruh lapisan masyarakat. Karenanya pimpinan kelurahan Maospati merangkul semua elemen masyarakat guna mewujudkan gagasan - gagasannya yaitu mewujudkan masyarakat Maospati yang maju. Maju dibidang apa saja baik bidang ekonomi, kesehatan, keamanan dan ketentraman, keagamaan serta pemberdayaan pemuda, PKK sampai bidang sarana dan prasarana yang ada di kelurahan Maospati.


Dalam kepemimpinan bapak Sarbini yang baru seumur jagung khususnya tokoh masyarakat sudah merasakan perubahan, dan memahami apa yang akan dikerjakan dan dicapai oleh kepala kelurahan yang baru ini. Maospati mempunyai keistimewaan yaitu masyarakat yang hydrogen sehingga membutuhkan pigur yang dapat melayani dan mengayoni semua lapisan masyarakat.


Maospati, 31 Desember 2021

 

DISADUR OLEH

SEKKEL MAOSPATI