Melanjutkan Pembangunan Yang Berkesinambungan Demi Tercapainya Kemajuan, Kesejahteraan Dan Kemakmuran Masyarakat Desa Sukomoro
Asal muasal Desa Sukomoro dahulu kala masih menjadi satu dengan Desa Bibis yang wilayahnya sangat luas dan penduduknya padat. Karena luas dan padat tersebut pemerintah desa pada masa itu merasa berat, maka timbul gagasan pamong desa untuk mengurangi daerahnya. Kemudian diputuskan desa diperkecil menjadi 2 (dua) dengan cara dibuat sekat atau batas berupa parit. Sekat atau pembatas tersebut dalam bahasa jawa disebut “Singget”. Karena pembentukannya dengan cara disekat (disingget) maka disebutlah desa ini Desa Singget. Parit tersebut sampai sekarang masih ada, membelah Desa Bibis dan Desa Sukomoro mulai dari barat (Selatannya Embung Bangle) sampai ke Timur (Selatannya SDN Sukomoro 2).
Pada masa ke-Onder-an (sekarang Kecamatan), pemerintahan berpusat di Desa Singget, tepatnya di area perempatan Sukomoro sekarang. Karena pada waktu itu Desa Singget merupakan pusat Keonderan, maka setiap hari para lurah dari desa-desa lain sering datang ke Desa Singget untuk menghadap onder (camat). Karena sering datang, dalam Bahasa jawa Seneng Moro atau “Suko Moro”. Kemudian berubahlah Desa Singget menjadi Desa Sukomoro. Perubahan tersebut secara resmi dalam pemerintahan dimulai tahun 1968.
Pada tahun 1970-an Desa Sukomoro merupakan ibu kota Kecamatan Sukomoro. Hal itu ditandai dengan keberadaan perkantoran dan fasititas publik tingkat kecamatan di Desa Sukomoro pada saat itu. seperti Kantor Kecamatan, Kepolisian, Koramil, Kantor Urusan Agama (Naib), Sekolah Rakyat (setingkat SD sekarang), SMEP (sekarang SMP) lapangan tingkat Kecamatan, Masjid dan lain-lain. Namun seiring berjalannya waktu dan berjalannya roda kehidupan di semua aspek, fasilitas pemerintahan dipindah ke Desa Tinap.
Desa Sukomoro terdiri Dari beberapa dukuhan, yaitu: