ID Desa
131
Kode Desa
35.20.08.2016
Kecamatan
Panekan
Nama Desa
Ngiliran
Nama Kepala Desa
Karmo
Kode Pos
63352
Telepon
Email
ngiliran2023@gmail.com
Alamat Kantor
Jl. Lawu, No. 02, Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

Visi

"Terwujudnya Desa Ngiliran, yang Rukun dan Makmur, di segala Bidang, untuk mensejahterakan Masyarakat Desa Ngiliran yang Bernuansa Agamis"

Misi

Untuk meraih Visi desa seperti yang sudah dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi desa sebagai berikut:

  1. Melaksanakan/mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara sebagai wujud peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Mewujudkan dan mendorong terjadinya usaha-usaha kerukunan antar dan intern warga masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan agama, keyakinan, organisası, dan lainnya dalam suasana saling menghargai dan menghormati.
  3. Mengembangkan kehidupan masyarakat untuk masyarakat yang taat kepada peraturan perundang-undangan dalam rangka terwujudnya tatanan meningkatkan kehidupan masyarakat yang aman,tertib,tentram dan damai serta meningkatakan persatuan dan kesatuan dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.
  4. Tewujudnya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat yang ditandai terpenuhinyakebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan lapangan kerja.
  5. Membangun dan meningkatkan hasil pertanian dengan jalan penataan pengairan, perbaikan jalan sawah / jalan usaha tani, pemupukan, dan pola tanam yang baik.
  6. Pengembangan sektor pertanian dan perdagangan yang berorientasi pada mekanisme pasar.
  7. Menumbuhkembangkan usaha kecil dan menengah.
  8. Pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya UMKM (Usaha Kecil Menengah dan Mikro) yang berdaya saing tinggi.
  9. Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk pengembangan dan optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan, baik tahap produksi maupun tahap pengolahan hasilnya.
  10. Meningkatkan kemajuan dan kemandirian melalui penyelenggaraan otonomi desa yang bertanggung jawab dan didukung dengan penyelenggaran pemerintahan yang bersih, transparan dan profesional.

Sejarah 

Pada jaman dahulu dikawasan sebelah Timur Gunung Lawu ada pendatang terdiri dari suami isteri dengan kedua orang anaknya. Ditempat yang baru itu mereka berempat bermukim di dekat sebuah batu besar Pendatang tersebut bernama KYAI KASIM. Sedang dua orang anaknva masing-masing bernama Redjosentono dan DIpokromo. Keluarga Kyai Kasim termasuk orang-orang agamis dan seluruh keluarganya memeluk agama Islam. Jadi tidaklah mengherankan apabila ditempat yang baru itu mereka mengembangkan agama Islam kepada masyarakat setempat. Kyai Kasim sendiri kecuali menekuni agama Islam yang dipeluknya, juga gemar "mesu budi", yakni bersemedi atau bertapa.

Pada suatu hari Kyai Kasim bermaksud melakukan semedi mluwang Yakni duduk di dalam lubang galian sedalam 2 meter dan ditutup rapat. Maka diberitahukanlah isteri serta kedua anaknya akan maksud tersebut. Kepada isterinya diperintahkan agar memasang benang yang dapat ditarik ke atas (dari luar) dan dapat pula ditarik dari bawah (dari dalam galian) yang digunakan untuk semedi tersebut. Benang itu sebagai alat pertanda mati ataua hidup Kyai Kasim di dalam lubang itu. Dengan perjanjian bahwa benang itu ditarik-tarik pada saat-saat tertentu. Apabila isterinya menarik benang itu ke atas dan suaminya mengimbangi menarik benang itu dari dalam lubang, berarti Kyai Kasim masih hidup. Tetapi apabila sebaliknya berarti Kyai Kasim sudah meninggal dunia.

Dengan perjanjian tersebut pada saat-saat yang telah disepakati bersama, isterinya selalu menarik-narik benang yang dipasangnya. Pada suatu hari Nyai Kasim mendatangi tempat suaminya bertapa dan menarik-narik benang yang dipasangnya sebagaimana biasanya yang telah dijanjikan kepadanya. Tetapi alangkah terkejutnya Nyai Kasim ketika benang yang ditarik-tariknya ternyata tidak diimbangi dari dalam. Dicobanya lagi berulang-ulang tetapi hasilnya sama saja tidak ada imbangan dari dalam. Inin berarti bahwa Kyai Kasim telah meninggal dunia di dalam lubang itu.

Nyai Kasim masih juga mencarı akal barangkali jiwa suaminya masih dapat ditolong. Kyai Kasım diangkat darı dalam lubang itu dan setelah sampai di atas Nyai Kasim mencari ILIR (Jw. Tepas) yang besar untuk mengiliri (Jw. Nepasi) Kyai Kasim. Dengan cara ini barangkali Kyai Kasim dapat bernafas karena kena udara darı ilir itu. Ternyata dengan upaya itu Kyai Kasim hidup kembali bahkan akhirnya menjadi seorang Kyai yang sakti. Ketika meninggal dunia jenazahnya dimakamkan dimakam desa tersebut. Dengan kejadian itu Nyai Kasim menamakan tempat bermukim dengan keluarganya itu NGILIRAN (dari kata ILIR), akhirnya menjadi nama Desa Ngiliran sampai sekarang ini.

Daftar Kepala Desa

Nama-nama Kepala Desa Ngiliran yang mengukir pemerintahan desa adalah sebagai berikut:

  1. Bapak Rejosentono (Tahun 1900-1910)
  2. Bapak Suto Jemblek (Tahun 1910-1913)
  3. Bapak Tirto Leksono (Tahun 1913-1920)
  4. Bapak Wiryo Sentono (Tahun 1920-1946)
  5. Bapak Kyai Tomo (Tahun 1946-1947)
  6. Bapak Asmo Iran (Tahun 1947-1948)
  7. Bapak Surat (Tahun 1948-1950)
  8. Bapak Sastro Kariyo Dikin (Tahun 1950-1990)
  9. Bapak Sukarmanto (Tahun 1990-2007)
  10. Bapak Sukono (Tahun 2007-2013)
  11. Bapak Karmo (Tahun 2013-Sekarang)