ID Desa
129
Kode Desa
35.20.08.2014
Kecamatan
Panekan
Nama Desa
Sukowidi
Nama Kepala Desa
SUTOPO
Kode Pos
63352
Telepon
83173486036
Email
sukowidi2016@gmail.com
Alamat Kantor
Jalan Kusuma No 2 Dusun Sukowidi Rt: 003 Rw: 001 Desa Sukowidi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan

  1. Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Selanjutnya, visi pemerintah desa sebagaimana tersebut dalam Dokumen RPJM Desa Sukowidi Tahun 2020 s.d 2025 adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Desa Sukowidi Yang Berakhlak Mulia, Sehat, Sejahtera dan Bermartabat Dalam Naungan Pemerintah Desa Yang Demokratis dan Amanah”

 

b.   Misi

Untuk meraih Visi desa seperti yang sudah dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi desa sebagai berikut :

1)  Meningkatkan Kualitas Kehidupan Beragama, Sosial Budaya dan Ketentraman Masyarakat.

2)  Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan, Dan Sumber Daya Lansia.

3)  Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Pedesaan, Pariwisata, dan Kesejahteraan Masyarakat.

4)  Meningkatkan Kualitas Dan Profesionalisme Aparatur Dalam Tata Kelola Pemerintahan, Pembangunan, dan Pelayanan Pada Masyarakat


Sekitar tahun 1800 Masehi daerah Sukowidi masih merupakan semak-semak belukar yang penuh pohon-pohon rimbun bagaikan hutan belantara. Pada sekitar tahun 1819 masehi daerah ini kedatangan sepasang suami istri yang merupakan pedatang baru dari Kerajaan Mataram Ngayogyakarta, Jawa Tengah. Sepasang suami-istri itu bernama KYAI AGENG SUKOWATI dan  NYI MAS WIDIRETNO. Di sini Kyai Ageng Sukowati dan Nyi Mas Widiretno mendirikan gubug untuk berteduh dan membuka lahan untuk pertanian. Menebang hutan atau babat alas guna menciptakan lahan pertanian itu berlangsung beberapa hari bahkan beberapa bulan, dengan  tidak mengenal waktu keduanya bekerja tiada henti-hentinya. Sampai akhirnya keduanyapun merasa sangat lelah dan haus, mereka beristirahat dan berupaya mencari air minum ke arah barat dan mereka menemukan sebuah sumber air yang sangat jernih airnya, kemudian mereka minum disitu, mereka berkeyakinan suatu saat sumber air itu akan bermanfaat dan membawa kemakmuran bagi rakyat banyak ( sumber air tersebut sekarang dinamakan “Sumber Nganten”.

 

Pekerjaan  babat hutan untuk dijadikan lahan pertanian sebagai sarana mata pencaharian dan bekal hidup mereka seherí-hari pun kemudian diteruskan. Lahan yang tersedia dari hasil babat selanjutnya ditanami ketela, jagung, palawija dan sayur-sayuran. Lama kelamaan daerah tersebut menjadi ramai, banyak, banyak gubug-gubug yang dihuni oleh pendatang baru. Mereka bekerja bahu-membahu dan bergotong-royong untuk membangun sebuah pemukiman baru dan membuka lahan pertanian.

 

Akhirnya karena dianggap sebagai sesepuh dan orang yang pertama kali menginjakkan kakinya di pemukiman tersebut, Kyai Ageng Sukowati dijadikan tetua desa atau lurah desa. Sebagai sesepuh dan lurah desa, Kyai Ageng Sukowati dan Nyi Mas Widiretno mumpuni terhadap ilmu-ilmu agama Islam, selalu berbuat  kebajikan, menjunjung tinggi dan menghargai orang lain, suka menolong siapapun yang memerlukan pertolongan, tinggi rasa belas kasihnya terhadap sesama. Ibarat dalam bahasa jawa : “Berbudu Bawa Leksana, ambeg welas asih ing sesami, remen tetulung dumateng sinten ingkang nandang papa, rebasan suka payung ing wong kepanasan, suka teken ing wong kalunyon, suka boga ing wong kaluwen, suka wareh ing wong kasaten, suka obor ing wong kapetengen.”

 

Karena pemukiman baru tersebut belum mempunyai nama, akhirnya masyarakat para penghuni baru sepakat memberi nama “SUKOWIDI” yaitu gabungan dua nama Kyai Ageng Sukowati dan Nyi Mas Widiretno. Kata “SUKOWIDI” mengandung arti tersendiri yang berarti “SUKO” artinya senang dan “WIDI” artinya Pangeran atau Tuhan Yang Maha Esa, yang mengandung arti bahwa rakyat pemukiman baru tersebut selalu mendekatkan diri kepada  Tuhan Yang Maha Esa.

 

Semakin tahun semakin bertambah banyak penghuni baru yang berdatangan ke Desa Sukowidi.  Tahun 1845 masehi Kyai Ageng Sukowati meninggal dunia, jenasah oleh masyarakat setempat dimakamkan di daerah sekitar pemukiman tersebut, yang Sekarang tempatnya di Dukuh Kepuh Dusun Sukowidi. Beberapa hari kemudian diadakan pemilihan kepala desa baru dan sebagai pejabat atau kepala desa ádalah MBAH JOYO. Beliau ádalah orang yang cukup memperhatikan kesejahteraan masyarakat, bidang pertanian dan bidang keagamaan sangat diperhatikan, sekaligus meneruskan hal-hal yang telah dirintis oleh pemimpin yang terdahulu.

 

Sepeninggal Mbah Joyo tahun 1887, jabatan kepala Desa digantikan oleh Mbah Irodiko. Dimasa kepemimpinan Mbah Irodiko ini Desa Sukowidi dipecah menjadi 3 padukuhan yang masing-masing di ketuai oleh seorang kasun yaitu Dusun Sukowidi, Dusun Sempu dan Dusun Nerang. Sepeninggal Mbah Irodiko tahun 1920 Desa Sukowidi dipimpin oleh MBAH MANGUN SASTRO.

Di bawah kepemimpinan Mbah Mangun Sastro Desa Sukowidi mengalami kemajuan yang cukup baik. Tahun 1947 Mbah Mangun Sastro meninggal dunia kemudian digantikan oleh MBAH WIRYO SENTONO. Selama kepemimpinan Mbah Wiryo Sentono Desa Sukowidi mengalami kemajuan yang pesat, pembenahan, pembangunan dan peningkatan ketaqwaan maju seimbang.

Tahun 1973 Mbah Wiryo Sentono meninggal dunia dan digantikan oleh MBAH SUYATNO. Di bawah kepemimpinan Mbah Suyatno Desa Sukowidi mengalami perkembangan yang luar biasa diberbagai bidang, baik pembangunan disarana prasarana, pendidikan kejar paket A dan bidang pertanian. Di masa pemerintahan Mbah Suyatno, desa Sukowidi mengalami masa kejayaan dengan juara paket A tingkat nasional yang ditandai dengan kunjungan Gubernur  jawa Timur Bapak Wahono.