ID Desa
122
Kode Desa
35.20.08.2007
Kecamatan
Panekan
Nama Desa
Wates
Nama Kepala Desa
SUTRISNO
Kode Pos
65332
Telepon
Email
desawatesjaya@gmail.com
Alamat Kantor
Jl. Rajawali No. 01 Dusun Banaran Rt. 01 Rw. 04 Desa Wates Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan

A. Visi
Sesuai dengan kaidah perundang-undangan bahwa RKP Desa harus selaras dengan RPJM Desa, maka RKP DesaWates Tahun 2020 disusun dengan memperhatikan Visi dan Misi Desa Wates yang tertuang dalam RPJM Desa Wates Tahun 2019 - 2025 sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan Desa Wates yaitu :

" Terwujudnya masyarakat Desa wates yang guyub rukun, sejahtera lahir dan bathin ".

B. Misi
1. Meningkatkan kapasitas pendidikan masyarakat
2. Meningkatkan kapasitas kesehatan masyarakat.
3. Meningkatkan perekonomian Desa di bidang pertanian, BUMDesa, UMKM dan Organisasi Kepemudaan.
4. Mengoptimalkan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
5. Mengembangkan penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik dan manajemen pemerintahan yang bersih dan profesional.


Desa Wates adalah salah satu desa yang masuk wilayah Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa timur, Indonesia. Menuju desa ini tidak sulit. Jarak dari pusat kota Magetan kurang lebih 5km arah utara. Jalannya juga sudah diaspal halus.

 

Batas-batas desa wates :

Sebelah utara        : Desa Sidowayah

Sebelah timur        : Desa Kentangan

Sebelah selatan     : Desa Milangasri

Sebelah barat        : Kelurahan Panekan

 

Desa Wates terdiri dari 4 dukuh :

  1. Dukuh Wates 
  2. Dukuh Sedran
  3. Dukuh Kerep
  4. Dukuh Banaran

Dukuh-dukuh itu pun punya cerita sendiri sendiri Mula pertama dinamakan Desa Wates (wates=batas) karena dulu desa ini adalah batas antara Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Magetan. Namun ada cerita yang menarik tentang asal usul terjadinya Desa Wates iti sendiri.

 

Pada jaman dahulu Desa Wates ini dihuni oleh sekelompok “brandal” atau penjahat yang suka merampok, mencuri, mengacau, dan membuat kerusuhan di desa-desa sekitar kabupaten magetan dan ngawi. Hal ini menyebabkan penguasa Kabupaten Magetan dan Ngawi merasa jengkel sehingga Bupati Ngawi mengadakan sayembara. Barang siapa dapat menangkap dan memberantas brandal brandal itu, ia akan diberi hadiah kedudukan sebagai PALANG (jabatan pada jaman penjajah belanda setingkat kepala desa), yang menguasai 8 desa sekitarnya. Akhirnya ada seorang pendekar dari Kabupaten Magetan yang berani mengikuti sayembara tersebut. Ia bernama DIPOKOESOEMO. Ternyata ia bisa memberantas gerombolan brandal yang selalu membuat resah masyarakat, sehingga keadaan daerah Kabupaten Magetan dan Ngawi menjadi aman dan tentram. Sesuai dengan janji Bupati Ngawi, Dipokoesoemo diangkat menjadi palang di Wates dan menguasai desa desa : Milangasri, Kentangan, Bogem, Terung, Ginuk, Taji, dan Sidowayah. Akhirnya karena perkembangan jaman dan aturan aturan yang ada wilayah desa wates yang demikian luas itu dipisah-pisah sehingga desa-desa tersebut berdiri sendiri sendiri. Dan desa wates juga berdiri sendiri yang dipimpin oleh Dipokoesoemo selama 50 tahun. Setelah meninggal dunia ia dimakamkan di makam Desa Wates sebelah barat.

Bagaimana terjadinya dukuh dukuh di desa ate situ?

 

  1. Dukuh Wates

Sudah jelas nama wates karena dulu merupakan batas antara kabupaten magetan dan nyawi

  1. Dukuh Sedran

Ketika palang dopokoesoemo sedang babat hutan di salah satu tempat di wilayahnya sebelah barat, ia bertemu seorang pangeran (sebutan pangkat di suatu kerajaan) yang sedang NYADRAN (selamatan) di suatu tempat. Dipokoesoemo berpikir sejenak dan akhirnya menamakan tempat pangeran itu dukuh sadran. Kemudian ganti ucapan menjadi Dukuh Sedran.

  1. Dukuh Kerep

Diwilayah ini dahulu banyak dekali penghuninya bila dibandingkan dengan penghuni di wilayah lain. Tempat tinggal penduduk dengan penduduk lain juga berdekatan. Maka oleh Palang Dopokoesoemo diberi nama Dusun Kerep (kerep=rapat/padat)

  1. Dukuh Banaran

Palang Dipokuosoemo merasa belum puas dengan wilayahnya itu. Ia memperluas daerah kekuasaannya ke arah timur Dukuh Kerep. Didaerah sini lebih datar di banding dukuh dukuh yang lain. Maka Dipokoesoemo menamainya Dukuh Banaran (banar=datar)

 Berturut turut yang menjadi kepala desa wates yang diketahui adalah :

 

  1. Dipokoesoemo /palang                     : 1868-1919
  2. Setrotaruno                                     : 1919-1939
  3. Asmogudel                                      : 1939-1948
  4. Sarmin                                            : 1948-1951
  5. Wardi (dari dukuh wates)                  : 1951-1965
  6. Suwardi (dari dukuh kerep)               : 1958-1965
  7. Pelda Sukiran (caretaker)                  : 1965-1971
  8. Serma Siaji (caretaker)                     : 1971-1980
  9. Serka Yasir (caretaker)                     : 1980-1988
  10. Lukito                                              : 1989-1997
  11. Jumali                                             : 1998-2007
  12. Jumali                                             : 2007-2013
  13. Suwarno                                          : 2013-2019
  14. Sutrisno                                           : 2019-Sekarang..

 

Sumber : http://galuhpratiwi657.blogspot.com/2015/12/kali-ini-aku-akan-cerita-tentang.html