“Gotong Royong membangun masyarakat Desa Cepoko dengan “RAHMAT” menuju masyarakat yang mandiri, sejahtera dan berbudaya.
merupakan perwujudan dari kondisi masyarakat yang peduli sesama melalui berbagai komunikasi, intoleran bertegur sapa dan salin berbagi.
merupakan kondisi dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama dengan dasar keimanan atau keyakinan yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti yang luhur.
merupakan perwujudan masyarakat yang mampu dan sanggup menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam setiap kehidupan di lingkungan masyarakat.
merupakan perwujudan kondisi masyarakat yang memiliki kecakapan dalam pengetahuan atau pendidikan yang memadai, berwawasan keilmuan yang luas dan aktif dalam berbagai aspek kemasyarakatan.
merupakan perwujudan masyarakat yang terbebas dari berbagai penyakit, baik jasmani maupun rohani dan juga penyakit sosial.
2. Misi
Mengembangkan koordinasi dan kerjasama antar lembaga desa dan lembaga masyarakat desa
Desa Cepoko merupakan suatu wilayah yang berupa hutan yang memiliki kehidupan dengan adanya daerah-daerah kecil sejenis pendukuhan yang disebut oleh penduduk disebut desa dengan pemimpin seorang lurah. Pada tahun 1902, desa Cepoko terdiri dari 5 (lima) desa yang berdiri sendiri-sendiri, desa-desa tersebut adalah :
Pada tahun 1902 terjadi penggabungan antara desa Pandak dengan desa Sadon dengan pusat pemerintahan di Desa Sason dengan kepala desanya adalah Sastrodiwiryo, dan pada tahun 1904 terjadi penggabungan lagi antara desa Daragan dengan desa Senok dengan pusat pemerintahan di desa Senok dengan kepala desanya adalah Wongsodikromo alias Atmopuro
Pada tahun 1922 terjadi penggabungan dari ke 5 (Lima) desa tersebut dan dinamakan desa Sadon dan atas perkenan Bupati Dalam (jawa Bupati Njero/Patih) Purbowinoto dengan restu Pejabat Tinggi Pramudji, Des Sadon diganti nama menjadi CEMPOKO atau CEPOKO, Penggantian nama itu mengambil hikmah dari bunga cempaka yang baunya harum dan pohonnya tumbuh di desa ini, agar desa Cepoko tetap harum baunya seperti bunga Cempaka.
Di Desa Cepoko banyak terdapat peninggalan benda-benda purbakala yang bernilai sejarah dan yang paling besar adalah berupa sebuah candi yang terletak di dukoh Sadon, penduduk setempat menyebut candi ini mbah Dhadhungawuk, mereka melihat kalamakara yang Nampak ganas dan menakutkan, sementara penduduk sekarang lebih mengenal dengan nama Candi Reog, karena kalamakara yang besar mirip seperti reog.
Selain itu peninggalan-peninggalan purbakala lainnya adalah :
Dan sampai dengan saat ini Desa Cepoko terdiri dari tiga dusun, yaitu:
Dan secara bergantian, yang pernah menjadi kepala desa Cepoko adalah sebagai berikut: