Asal usul desa Plumpung Kecamatan Plaosan Magetan. Dahulu kala ada seorang pedagang dari sebelah timur gunung lawu yang biasa menjual barang dagangannya ke daerah sebelah barat( jw. kulon) gunung lawu. Nah biasanya para pembeli tidak langsung membayarnya alias hutang atau kredit.
Suatu ketika pedagang tersebut menagih uang dagangannya yang belum di bayar para pelanggan ke kulon (barat) gunung. Dan di karenakan pelanggannya lebih dari satu atau banyak maka dalam menarik uang pinjamannya tidak cukup hanya sehari, maka pedagang tersebut terpaksa bermalam di rumah salah satu pelanggannya yang berhutang yang juga akan di tagih.
Kebetula pelanggan orang yang di tempati unutk menginap tadi mempunyai banyak kuda yang di peliharanya. Diantara kuda tersebut ada satu kuda yang aneh dan ajaib, karena kuda itu dapat terbang, yang menurut cerita orang dahulu namanya kuda Sembrani. Kuda yang sembrani ini berwarna merah kecoklatan yang disebut "
Ules PLUMPUNG".
Mengetahui kuda sembrani itu, pedagang tadi sangat heran dan tertarik, dan ia meminta uang yang di pinjamkannya untuk di gantikan dengan kuda sembrani tersebut. Selanjutnya ternyata langganannya yang berhutang kepadanya rela dan setuju dengan permintaan sang pedagang tadi.
Setelah sang pedagang tadi memiliki kuda sembrani tersebut, sang pedagang mendadak menjadi kaya bukan main, karena apa yang diperbuatnya pasti akan berhasil, sehingga orang di desanya merasa heran atas kekayaan sang pedagang tersebut.
Pada suatu malam, di tengah malam yang gelap gulita, hujan turun dengan sangat lebat dan banjirpun tiba. Rumah pedagang itu hanyut dibawa banjir beserta kuda sembraninya dan anehnya rumah dan kuda sembrani itu hanyut di ikuti berpuluh-puluh ular naga yang besar-besar dan menakutkan. Entah sampai kemana rumah dan kuda tersebut dibawa hanyut, tidak ada yang tahu.
Karena kejadian itu maka orang menamakan daerah tersebut dengan nama PLUMPUNG yaitu mengambil nama dari kuda sembrani yang merah kecoklat-coklatan (ules Plumpung).