VISI : GOTONG ROYONG BERSAMA-SAMA SEMUA ELEMEN MASYARAKAT MEMBANGUN DESA GARON YANG JUJUR, ADIL, SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA. MISI : MEWUJUDKAN PEMERINTAH DESA YANG JUJUR DAN BERWIBAWA DENGAN PENGENDALIAN KEPUTUSAN YANG TEPAT DAN CEPAT MENGEDEPANKAN KEJUJURAN DAN MUSYAWARAH MUFAKAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAIK DENGAN PEMERINTAHAN MAUPUN DENGAN MASYARAKAT DESA MENINGKATKAN PROFESIONALISME DAN MENGAKTIFKAN SELURUH PERANGKAT DESA MEWUJUDKAN SARANA DAN SARANA YANG MEMADAIMEWUJUDKAN PEREKONOMIAN DAN KESEJAHTERAAN WARGA DESA MENINGKATKAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA YANG MAKSIMAL MENINGKATKAN KEHIDUPAN DESA SECARA DINAMIS DALAM SEGI KEAGAMAAN DAN KEBUDAYAAN.
Desa Garon terletak di Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, berbatasan dengan Desa Tladan di timur dan selatan, serta Desa Balerejo di barat dan utara. Pada tahun 1886, Mbah Cogo memimpin penggabungan beberapa perdikan menjadi Desa Garon setelah musyawarah mufakat. Desa ini terdiri dari Dukuh Garon dan Dukuh Sambiroto sebagai wilayah utama. Perangkat desa bekerja keras membangun desa dan dibayar dengan tanah garapan, sementara masyarakat ikut serta dalam kerja bakti pada masa penjajahan. Wilayah-wilayah di Desa Garon mendapatkan nama sesuai dengan letak geografis dan kondisi setempat, seperti Sempal Wadak/Ngledok di utara yang terpencil, Penggik di timur dengan jalan masuk kecil, Garon di tengah sebagai wilayah pertanian, Krobyakan di tenggara yang sering tergenang air, Sambiroto di lereng gunung tengah dengan banyak pohon sambi, Mloko Kerep di lereng gunung barat dengan banyak tumbuhan buah mloko, Gunung Bancak sebagai wilayah pertanian di lereng gunung, dan Punden Randu Alas dengan tetengger pohon randu dan beringin sebagai asal-usul desa. Daftar kepala desa sejak pembentukannya adalah Mbah Cogo (1886-1910), Mbah Kojur (1910-1945), Mbah Tanijo (1945-1951), Mbah Diri (1951-1954), Mbah Gio (1954-1965), Mbah Soegoe (1965-1993), Supriyanto (1993-1999), Mbah Mudji (1999-2014), Woro Gunaryati S.E. (2014-2019), dan Mbah Mudji (2019-sekarang).