VISI:
"Bermoral, Bersatu, Bermusyawarah, Bekerja, Berwawasan Lingkungan dan Bergembira"
MISI:
Bermoral
Bersatu
Bermusyawarah
Bekerja
Berwawasan Lingkungan
Bergembira (Rekreasi)
SEJARAH ASAL USUL DESA WADUK
Zaman dahulu kala terdapat satu lembah yang jauh di timur Gunung Lawu. Daerah tersebut memiliki sumber air yang mengalir terus menerus sepanjang tahun dan dapat mengaliri daerah sekitarnya sehingga tanaman bisa tumbuh subur. Konon menurut sejarah dan kepercayaan masyarakat setempat bahwa ada tokoh mistis/ sakti yang menjadi penunggu sumber mata air/ sendang tersebut yang bisa berubah wujud menjadi manusia dan hewan. Tokoh tersebut diberi nama Eyang Blang Yung Yang (Blawong) yang artinya Bapak/ Biyung/ Eyang dan disepuhkan/ dikeramatkan oleh masyarakat. Pada suatu ketika sendang/ mata air tersebut mengeluarkan air yang sangat besar/ meluap-luap dan dikhawatirkan bisa membanjiri seluruh lahan di wilayah sekitarnya sehingga oleh masyarakat sekitarnya sumber air tersebut ditutup sebagian menggunakan ijuk. Pada masa tersebut kehidupan masyarakat masih bersifat komunal tanpa sistem pemerintahan yang baku. Selang beberapa waktu datanglah seorang pengembara yang dipercaya sebagai keturunan Kerajaan Mataram yang bernama Alimin Had dan temannya yang bernama Palang (tokoh kedua tersebut dipercaya sebagai tokoh yang babat Desa Kerik). Mbah Alimin Had menghuni di wilayah yang berdekatan dengan sumber air tersebut dan bertujuan untuk hidup bermasyarakat dengan warga sekitar dan mengembangkan ajaran agama Islam. Beberapa waktu kemudian datang lagi seorang ulama yang konon adalah pengikut dari Pangeran Diponegoro yang bernama Abdurrohman. Bersama Mbah Alimin Had, Mbah Abdurrohman mengembangkan agama Islam dan mendirikan pondok sebagai tempat menimba ilmu agama. Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat mulai banyak yang belajar dan mengikuti ajaran agama Islam. Menurut cerita sejarah disebutkan juga bahwa antara kelompok Mbah Alimin Had/ Mbah Abdurrohman tidak akur dengan Mbah Blawong tidak akur/ tidak bersatu. Singkat cerita karena kegigihan dan tekad dari Mbah Alimin Had dan Mbah Abdurrohman akhirnya Mbah Blawong dan pengikutnya bersedia untuk bersatu dengan kelompok Mbah Alimin Had dan Mbah Abdurrohman yang merupakan pengembangan ajaran agama Islam. Dengan bersatunya kedua kelompok tersebut akhirnya bersepakat untuk mengangkat pemimpin/ bekel/ kepala desa dengan Kepala Desa pertama bernama Purwo Diharjo. Karena kondisi geografis daerah tersebut berbentuk bulat dan merupakan lembah yang terdapat sumber air, maka daerah tersebut dinamai dengan Waduk.
Dirangkum dari berbagai sumber.
Peninggalan sejarah:
Makam Kyai Abdurrohman
Makam Mbah Alimin Had
Makam Eyang Blawong
Sumber air (sendang)
Masjid Jami’ Al-Islah di RT 09
Bekas pondok yang sekarang jadi makam di RT 11