Desa Joketro Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Jawa Timur, mempunyai sejarah pemimpin-pemimpin Desa yang disebut sebagai Kepala Desa. Adapun Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Joketro dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut:
1. | Kasan Redjo | : 1904 - 1914 |
2. | Wongso Dikromo | : 1914 - 1920 |
3. | Karso Sentono | : 1920 - 1934 |
4. | Imam Dihardjo | : 1934 - 1950 |
5. | Marto Sentono Selung | : 1950 - 1977 |
6. | Sarbiyanto | : 1977 - 1990 |
7. | Marjani | : 1990 - 2007 |
8. | Sarbiyanto | : 2007 - 2013 |
9. | Parno | : 2013 - 2019 |
10. | Marjoko | : 2019 - sekarang |
Pada zaman dahulu ada seorang lelaki tua yang disegani oleh banyak orang. Tidak sedikit juga orang-orang yang datang untuk menuntut ilmu (berguru). Orang ini dikenal memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh orang lain, sehingga orang ini disebut sakti mandraguna. Lelaki sakti yang disegani khalayak umum tersebut bernama MARTO WIYONO. Orang-orang biasa menyebutnya dengan panggilan “MBAH MARTO WIYONO“. Mbah Marto Wiyono adalah orang yang babad (membuka hutan untuk perkampungan) suatu tempat yang kemudian bernama desa Joketro. Beliau juga yang menurunkan ilmu–ilmunya kepada murid–muridnya. Pada waktu itu merupakan masa peperangan melawan penjajah, sebagai akibat dari politik pemecah belah oleh penjajah menimbulkan adanya perebutan kekuasaan. antara pejuang-pejuang dan pengikut–pengikut Kyai Mageti dan pengikut Batoro Katong maka Mbah Marto Wiyono beserta pengikutnya membantu Batoro Katong.
Peperangan berlangsung di daerah Bulungan yaitu daerah antara desa Joketro dan desa Banyudono. Pada waktu peperangan berlangsung, Mbah Marto Wiyono terkena anak panah di daerah Sentono yang masih dalam wilayah desa Joketro. Beliau mbah Marto Wiyono akhirnya meninggal dunia kemudian dimakamkan di daerah sentono yang akhirnya sampai saat ini daerah tersebut oleh masyarakat desa Joketro lebih dikenal dengan sebutan Punden Sentono.
Sekarang Punden Sentono tersebut menjadi daerah yang dikeramatkan atau dihormati oleh warga Joketro dan banyak dikunjungi masyarakat terutama pada bulan Muharam/Suro, sebagai tempat peninggalan sejarah bagi desa Joketro, dari Pemerintahan Desa sendiri apabila pada bulan Suro tersebut mengadakan Upacara Bersih Desa sebagai bentuk penghormatan bagi para pejuang atau pelaku sejarah bagi desa Joketro.
Pada saat peperangan dalam perebutan kekuasaan di daerah Bulungan banyak prajurit-prajurit dari kedua belah pihak yang berasal dari daerah-daerah lain yang merupakan bala bantuan dari kedua belah pihak, yang dalam bahasa jawa dikatakan sebagai prajurit “JOK – JOKAN PRAJURIT DAERAH LIYO“.
Banyak prajurit yang lari/singgah di daerah selatan bulungan yang sekarang dikenal dengan Desa Pendem. Didaerah tersebut dirasa oleh prajurit-prajutit kurang merasa aman, maka para prajurit-prajurit tersebut meninggalkan Desa Pendem dan menuju arah Tenggara. Adapun dalam pelaksanaannya mereka melakukan strategi dengan cara semua senjata yang dipegangnya di simpan/ditinggalkan di Desa Pendem supaya dianggap sebagai masyarakat biasa. Para prajurit tersebut akhirnya singgah/sembunyi di suatu daerah yang mereka anggap aman, daerah aman tersebut yang akhirnya sampai saat ini dikenal dengan nama JOKETRO Yang mempunyai makna dalam bahasa jawa “OJO KETORO“.
Demikian sejarah singkat asal-usul nama Desa JOKETRO Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Apabila dari pembaca ada kritik dan saran yang membangun, demi menambah kekayaan khasanah dan Lebih baiknya Desa Joketro mohon informasikan ke kami pemerintahan Desa Joketro. Terima Kasih.