Adalah Eyang Niti salah seorang prajurit setia Pangeran Diponegoro. Beliau masih keturunan darah biru dari keraton Ngayogjakarta Hadiningrat. Ketika Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda ( tahun 1830 ) maka pajurit dan pengikut setiannya mengembara mencari selamat karena tidak mau menyerah atau ditangkap oleh Belanda. Eyang Niti pergi kearah timur dan sampailah beliau di lereng gunung Blego.
Di tempat yang merupakan belantara tidak bepenghuni itulah Eyang Niti tinggal bersama beberapa kerabatnya. Dalam perkembangannya Eyang Niti menjadi pendiri , sesepuh, dan pemimpin yang disegani, dihormati dan dicintai karena memang beliau mempunyai kemampuan untuk itu. Sebagai orang Jawa, Eyang Niti punya kegemaran dan apresiasi yang sangat besar terhadap wayang purwa. Tokoh wayang yang menjadi idolanya adalah Seno atau Brata, Sena tokoh yang berwatak keras, pemberani dan jujur.
Ketika itu tempat Eyang Niti tinggal diberi nama. Karena banyak warga masyarakat yang berkumis tebal seperti kumis Seno, maka Eyang Niti menamakan tempat tersebut Trah-Seno. Trah artinya tempat atau daerah, Seno adalah tokoh wayang Brata Seno / Seno yang punya ciri fisik berbadan tinggi besar dan berkumis tebal. Dari nama itulah yang kemudian menjadi Trosono.
Suatu ketika Eyang Niti beserta beberapa kerabat pergi kearah barat daya dari tempat tinggalnya. Betapa terkejutnya ketika sampai di tempat Eyang Niti melihat banyak orang tergeletak karena sakit. Atas kepandaian Eyang Niti akhirnya yang sakit tersebut bisa disembuhkan. Dari kisah itulah tempat itu dinamakan Kletak. Diambil dari kisah banyak orang tergeletak (Nggelhetak: bashasa jawa)
Di kesempatan lain Eyang Niti pergi ke daerah timur. Di tempat tersebut sepanjang mata memandang banyak tumbuh pohon glagah. Dari itulah tempat tersebut dinamakan Glagahombo.
Suatu hari Eyang Niti ingin mengetahui daerah sebelah utara. Disitu beliau mencium bau (bahasa jawa : Gondo) yang harum. Karena bau harum tersebut dilereng Gunung Blego, maka tempat tersebut dinamkan BaleGondo. Berasal dari kata Blego lan Gondo.
Selajutnya Eyang Niti dan rombongannya pergi kearah timur dari BaleGondo. Disuatu tempat mereka menemukan banyak pohon yang merambat yaitu pohon Doyo.karna itu dinamakan Bedoyo
Demikian sejarah singkat asal mula nama Desa Trosono Kecamatan Parang,Kabupaten Magetan.
Desa Trosono terdiri dari 5 ( lima ) Dukuh
- Dukuh Kletak
- Dukuh Trosono
- Dukuh Glagahombo
- Dukuh Balegondo
- Dukuh Bedoyo